Sabtu, 02 Februari 2013

Seorang Mualaf yang Memilih Islam Karena Kerancuan Injil

Nama saya Yoory Yonathan Foortse, namun setelah  memeluk Islam saya berganti nama menjadi Yusuf Ismael Al-Hadid. 31 tahun yang lalu saya lahir dan kini tinggal di Gunun Kidul Yogyakarta.
Alhamdillah saya mengucap syukur kepada Allah SWT yang telah meberikan hidayahNYA sehingga pada tahun  1994 silam saya mengucapkan syahadat sebagai awal mula memeluk Islam. Bagi saya menjadi seorang muslim merupakan pertolongan dan petunjuk dari Allah. Terlebih saya hidup dalam keluarga besar pendeta yang sejak awal selalu menyampaikan  pesan-pesan dalam kitab injil kepada pemeluk agama Kristen.
Keislaman saya benar-benar membutuhkan proses yang cukup panjang. Sebab masalah keyakinan memang sulit untuk diubah. Sebelum memeluk Islam, saya sudah terbiasa berceramah dihadapan umat kristiani sejak kelas 4 SD. Saat itu saya diberikan waktu satu jam setiap hari untuk menyampaikan kandungan Kitab Injil kepada siswa kristiani. Ayahsaya sendiri juga seorang pendeta yang sangat disegani di kalangan masyarakat.

Kerancuan Injil
Saya sendiri baru mendapat petunjuk itu sekitar 4 bulan setelah ayah lebih dahulu masuk Islam, tepatnya di tahun 1994. Pada saat itu, keputusan ayah yang secara tiba-tiba pindah agama benar-benar membuat gempar di kalangan umat Kristiani. Betapa tidak, ayah yang sebelumnya membimbing mereka, tiba-tiba malah keluar dari agama Kristen. Ayah saya pun banyak di cap sebagai  penghianat Yesus.
Tentu saja semuanya kaget. dan tidak terima, termasuk saya sendiri yang saat itu sudah menjadi pendeta. Banyak pendeta dan orang-orang Kristiani yang merasa sakit hati dan berusaha berkali-kali membujuk ayah agar kembali ke agama Kristen. Namun, semua usaha itu tidak berhasil mengembalikan ayah saya menjadi umat kristiani.
Saya sendiri juga tidak tinggal diam. Berkali-kali saya menyempatkan waktu untuk berdiskusi  tentang alasan ayah masuk Islam. Namun, alih-alih dapat mempengaruhi keyakinan ayah, justru saya akhirnya ikut merasa ragu dengan kebenaran Yesus.
Ayah menjelaskan bahwa Yesus tidak seperti yang dipahami umat kristen pada umumnya. Banyak sekali kerancuan dalam Injil yang tidak sesuai dengan apa yang di praktikkan mereka. Diantaranya dalam Injil disebutkan bahwa ketika Yesus meninggal, ia dikafani dan dikubur, tapi umat kristiani tidak pernah melakukan itu. Malah yang melakukannya adalah umat Islam.
Ayah juga mengatakan bahwa Islam adalah agama yang hebat dan satu-satunya yang diridhai oleh Allah. Salah satu kehebatan itu adalah dengan dijelaskannya kehidupan setelah kematian, khusunya yang menyangkut syurga dan neraka. Sementara kitab Injil yang sudah puluhan tahun yang kami tekuni, tidak sampai menjelaskan sejauh itu..

Wallahualam..
Semoga kita bisa mengambil hikmahnya.. Semua manusia punya jalannya masing-masing untuk menemukan Tuhannya..
Termasuk saya.. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar