Jumat, 02 November 2012

Metode Pembelajaran Membaca dan Menulis permulaan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Pembelajaran Membaca dan Menulis permulaan
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang di tulis. Membaca melibatkan pengenalan symbol yang menyusun sebuah bahasa. Membaca dan mendengar adalah 2 cara paling umum untuk mendapatkan informasi. Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau humor.
Sebagian besar kegiatan membaca sebagian besar dilakukan dari kertas.Batu atau kapur di sebuah papan tulis bisa juga dibaca.Tampilan komputer dapat pula dibaca.Membaca dapat  menjadi sesuatu yang dilakukan sendiri maupun dibaca keras-keras. Hal ini dapat menguntungkan pendengar lain, yang juga bisa membangun konsentrasi kita sendiri.
Membaca merupakan kegiatan yang membutuhkan keseimbangan yang baik, dimulai dari mulai gerakan mata dan pemantapan pemikiran serta kemampuan untuk menerima informasi dan menelaah informasi tersebut.Dibutuhkannya keseimbangan yang baik dan akurat agar kita mampu menerima informasi secara tepat dan mengingat informasi tersebut saat kita perlukan.Dalam membaca dibutuhkan pula kosentrasi agar kita bisa menyimpan informasi secara maksimal.Semakin sering kita membaca maka semakin baik pula kemampuan membaca kita.
Para ahli telah mendefinisikan tentang membaca dan tidak ada kriteria tertentu untuk menentukan suatu definisi yang dianggap paling besar. Menurut Hariss dan Sipay (1980;8) membaca sebagai suatu kegiatan yang memberikan respon makna secara tepat terhadap lambing verbal yang tercetak atau tertulis. Pemahaman atau makna dalam membaca lahir dari interaksi antara presepsi terhadap symbol grafis dan keterampilan berbahasa serta pengetahuan pembaca.Dalam interaksi ini, pembaca berusaha menciptakan kembali makna sebagaimana makna yang ingin disampaikan oleh penulis dan tulisannya. Dalam proses membaca itu pembaca mencoba mengkreasikan apa yang dimaksud oleh penulis.

2.2   Pengertian Membaca dan Menulis permulaan
Membaca , menulis permulaan merupakan program pembelajaran yang diorientasikan kepada kemampuan membaca dan menulis permulaan di kelas-kelas awal pada saat anak-anak mulai memasuki bangku sekolah. Pada tahap awal anak memasuki bangku di kelas 1 sekolah dasar, Membaca dan menulis permulaan merupakan menu utama.
Kemampuan membaca permulaan lebih diorientasikan pada kemampuan membaca tingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf.Maksudnya, anak-anak dapat mengubah dan melafalkan lambing-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi bermakna.Pada tahap ini sangat dimungkinkan anak-anak dapat melafalkan lambing-lambang huruf yang dibacanya tanpa diikuti oleh pemahaman terhadap lambing bunyi-bunyi tersebut.
Kemudian kemampuan menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan kemampuan membaca permulaan.Pada tingkat dasar/permulaan, pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada kemampuan yang bersifat mekanik. Anak-anak dilatih untuk dapat menuliskan ( mirip dengan kemampuan melukis atau menggambar) lambang-lambang tulis yang jika dirangkaikan dalam sebuah struktur, lambang-lambang itu menjadi bermakna . selanjutnya dengan kemampuan dasar ini, secara perlahan-lahan anak-anak digiring pada kemampuan menuangkan gagasan, pikiran, perasaan, ke dalam bentuk bahasa tulis melalui lambing-lambang tulis yang sudah dikuasainya. Inilah kemampuan menulis yang sesungguhnya.
Membaca permulaan dalam pengertian ini adalah membaca permulaan dalam teori keterampilan, maksudnya menekankan pada proses penyandian membaca secara mekanikal. Membaca permulaan yang menjadi acuan adalah membaca merupakan proses recoding dan decoding (Anderson, 1972: 209).Membaca merupakan suatu proses yang bersifat fisik dan psikologis. Proses yang bersifat fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual. Dengan indera visual, pembaca mengenali dan membedakan gambar-gambar bunyi serta kombinasinya. Melalui proses recoding, pembaca mengasosiasikan gambar-gambar bunyi beserta kombinasinya itu dengan bunyi-bunyinya. Dengan proses tersebut, rangkaian tulisan yang dibacanya menjelma menjadi rangkaian bunyi bahasa dalam kombinasi kata, kelompok kata, dan kalimat yang bermakna.

Disamping itu, pembaca mengamati tanda-tanda baca untuk mrmbantu memahami maksud baris-baris tulisan. Proses psikologis berupa kegiatan berpikir dalam mengolah informasi. Melalui proses decoding, gambar-gambar bunyi dan kombinasinya diidentifikasi, diuraikan kemudian diberi makna. Proses ini melibatkan knowledge of the world dalam skemata yang berupa kategorisasi sejumlah pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan dalam gudang ingatan (Syafi’ie, 1999: 7).
Menurut La Barge dan Samuels (dalam Downing and Leong, 1982: 206) proses membaca permulaan melibatkan tiga komponen, yaitu :
(a)           visual memory (vm)
(b)       phonological memory (pm), dan
(c)           semantic memory (sm).
Lambang lambang fonem tersebut adalah kata, dan kata dibentuk menjadi kalimat. Proses pembentukan tersebut terjadi pada ketiganya. Pada tingkat VM, huruf, kata dan kalimat terlihat sebagai lambang grafis, sedangkan pada tingkat PM terjadi proses pembunyian lambang.Lambang tersebut juga dalam bentuk kata, dan kalimat.Proses pada tingkat ini bersumber dari VM dan PM. Akhirnya pada tingkat SM terjadi proses pemahaman terhadap kata dan kalimat.
Selanjutnya dikemukakan bahwa untuk memperoleh kemampuan membaca diperlukan tiga syarat, yaitu kemampuan membunyikan
 (a) lambang-lambang tulis,
(b) penguasaan kosakata untuk memberi arti, dan
 (c) memasukkan makna dalam kemahiran bahasa.
Pada tingkatan membaca permulaan, pembaca belum memiliki ketrampilan kemampuan membaca yang sesungguhnya, tetapi masih dalam tahap belajar untuk memperoleh ketrampilan / kemampuan membaca.

2.3   Metode Pembelajaran Membaca dan Menulis permulaan
1.     Metode Eja
Pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan metodenya ini memulai pengajarannya dengan memperkenalkan huruf-huruf secara alfabetis.Huruf-huruf tersebut dihafalkan dan dilafalkan anak sesuai dengan bunyinya menurut abjad. Sebagai contoh A/a, B/b, C/c, D/d, E/e, F/f, dan seterusnya, dilafalkan sebagai (a), (be), (ce), (de), (e), (ef), dan seterusnya. Kegiatan ini diikuti dengan latihan menulis lambang, tulisan, seperti a, b, c, d, e, f, dan seterusnya.
Setelah melalui tahapan ini, para siswa diajak untuk berkenalan dengan suku kata dengan cara merangkaikan beberapa huruf yang sudah di kenalnya misalnya :
B, a, d, u menjadi b-a àba (dibaca atau dieja/be-a/à(ba)
d-u àdu (dibaca atau dieja/de-u/à(du)
ba-duàdilafalkanàbadu
proses ini sama dengan menulis permulaan,setelah anak-anak bisa menuliskan huruf-huruf lepas, kemudian dilanjutkan dengan belajar menulis rangkaian huruf yang berupa suku kata. Sebagai contoh, ambilah kata ‘ badu’ tadi, selanjutnya, anak diminta menulis seperti ini : ba-du      badu.
Proses pembelajaran selanjutnya adalah pengenalan kalimat-kalimat sederhana. Contoh-contoh perangkaian huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat diupayakan mengikuti prinsip pendekatan spiral, pendekatan komunikatif, dan pengalaman berbahasa.
2.     Metode Bunyi
Proses pembelajaran membaca permulaan pada metode bunyi ini berasal dari pertama atau pemula dari kata yang ia dengar ,melalui proses pelatihan dan proses tubian. Prinsip dasar dari proses pembelajarannya tidak jauh berbeda dengan metode eja/abjad.

3.     Metode Suku Kata
Proses pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan metode ini diawali dengan pengenalan suku kata, seperti: ba, bi,bu,be,bo / ca, ci, cu, ce, co,/ da, di, du, de, do/ ka, ki, ku, ke, ko/., dan seterusnya. Suku-suku kata tersebut, kemudian dirangkaikan menjadi kata-kata bermakna.Sebagai contoh, dari daftar suku kata tadi, guru dapat membuat berbagai variasi paduan suku kata menjadi kata-kata bermakna, untuk bahan ajar membaca, menulis permulaan.
Kata-kata tadi misalnya :
ba-bi                cu-ci                da-da               ka-ki               
ba-bu               ca-ci                 du-da               ku-ku
bi-bi                 ci-ca                 da-du               ka-ku
ba-ca                ka-ca                du-ka               ku-da
Proses perangkaian suku kata menjadi kata,kata menjadi kalimat sederhana,kemudian ditindaklanjuti dengan proses pengupasan atau penguraian bentuk-bentuk tersebut menjadi satuan-satuan bahasa terkecil di bawahnya, yakni dari kaliamat ke dalam kata dan dari kata ke dalam suku-suku kata.Proses pembelajaan MMP yan melibatkan kegiatan merangkai dan mengupas,kemudian di lahirkan istilah lain untuk metode ini yakni Metode Rangkai Kupas.
4.     Metode Kata
Proses pembelajaran membaca, menulis permulaan seperti yang digambarkan dalam langkah-langkah di atas dapat pula dimodifikasi dengan mengubah objek pengenalan awalnya. Sebagai contoh proses pembelajaran membaca, menulis permulaan diawali dengan pengenalan sebuah kata tertentu. Kata ini kemudian dijadikan lembaga sebagai dasar untuk pengenalan suku kata dan huruf.



5.     Metode Global
Metode ini sering dikatakan dengan metode kalimat. Dikatakan demikian karena alur proses pembelajaran membaca, menulis permulaan yang diperlihatkan melalui metode ini diawali dengan penyajian beberapa kalimat secara global. Sebagai contoh : memperkenalkan gambar, mengurangi salah satu kalimat menjadi kata; kata menjadi suku kata; dan suku kata menjadi huruf-huruf.
Sebagai contoh,di bawah ini dapat anda lihat bahan ajar untuk membaca dn menulis permulaan yang menggnkan metode Global.
1.             Memperkenalkan gambar dan kalimat
book%20club.jpe



                                  Ini buku
2.             Menguraikan salah satu kalimat menjadi kata,kata menjadi suku kata.suku kata menjadi huruf-huruf.
                           Ini buku
                   i n i              b u k u
              i-ni                     bu-ku
         i-n-i                              b-u-k-u

6.     Metode Struktural Analitik Sintetik ( SAS )
Metode ini merupakan salah satu jenis metode yang bisa digunakan untuk proses pembelajaran mambaca dan menulis permulaan bagi siswa pemula. Kemudian melalui proses analitik, anak-anak diajak untuk mengenal konsep kata,.Kalimat utuh yang dijadikan tonggak dasar untuk pembelajaran membaca permulaan ini diuraikan ke dalam satuan-satuan bahasa yang lebih kecil di sebut kata. Proses penganalisisan atau penguraian ini terus berlanjut hingga pada wujud satuan bahasa terkecil yang tidak bisa diuraikan lagi, yakni huruf-huruf.
`           Proses penguraian ini dalam pembelajaran dengan metode SAS meliputi : kalimat menjadi kata-kata, kata menjadi suku-suku kata, suku kata menjadi huruf-huruf.

2.4     Model Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan
Pada bagian ini kita akan berlatih bagaimana melaksanakan pembelajaran membaca dan menulis permulaan dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dengan mengambil salah satu metode tertentu. Yang perlu anda pahami adalah konsep-konsep pokok langkah-langkah pembelajaran membaca dan menulis permulaan yang berlandasan pada penggunaan metode membaca dan menulis permulaan tertentu.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar membaca dan menulis permulaan ini terbagi kedalam dua tahapan sebagai berikut:
1. pembelajaran tanpa buku.
2.pembelajaran dengan menggunakan buku.

1.       Langkah-langkah pembelajaran MMP tanpa buku
a.     Menunjukan gambar
          Misalnya guru memperlihatkan gambar keluarga yang terdiri dari ayah,ibu dan duan orang anak ( laki-laki dan perempuan ).Hal ini dimaksudkan untuk menarik minat dan perhatian anak.
b.     Mencerikan gambar
Guru menceritakan gambar tersebut dengan memberi nama terhadap peran-peran yang terdapat di dalam gambar tersebut.Penamaan tukoh-tokoh hendaknya menggunakan huruf-huruf yang pertama-tama hendak diperkenalkan kepada anak.
         
c.      Siswa bercerita dengan bahasa sendiri
Selanjutnya,satu dua siswa diminta menceritakan kebali gambar terset dengan bahasa sendiri.
d.     Memperkenalkan bentuk-bentuk huruf (tulisan) melalui bantuan gambar
Pada fase ini,guru mulai mlepaskan gambar-gambar tadi secara terpisah dn menempelinyadegan tulisan sebagai terampilan atas gambar tadi.
e.      Membaca tulisan bergambar
Pada fase ini ,guru mulai melakukan proses pebelajaran membaca sesuai dengan metode yang dipilihnya.
f.       Membaca tulisan tanpa gambar
Setelah proses ini dilalui,langkah selanjutnya guru secara perlahan-lahan dapat menyingkirkan gambar-gambar tadi dan siswa diupayakan untuk melihat bentuk tulisannya saja.Kegiatan ini dapat disertai dengan penyalinan bentuk tulisan ke papan tulis dan guru menyajikan wacana sederhana yang dapat memberikan keutuhan kepada anak.
g.     Memperkenalkan huruf, suku kata , kata atau kalimat dengan bantuan kartu.


2.     Langkah-langkah pembelajaran Membaca Permulaan dengan menggunakan buku
a.     Membaca buku pelajaran atau buku paket
  •     Siswa diberi buku paket yang sama dan dieri kesempatan untuk melihat-lihat isi buku tersebut. Mereka mungkin membuka-buka dan membolak-balik halaman demi halaman dari buku tersebut hanya sekedar untuk melihat-lihat gambarnya saja.
  •     Siswa diberi penjelasan singkat mengenai buku tersebut:tentang warna,jilid, tulisan/judul luar dan sebagainya.
  •     Siswa diberi penjelasan dan petunjuk tentang bagaimana cara membuka halaman-halaman buku agar buku tetap terpelihara dan tidak cepat rusak.
  •     Siswa diberi penjelasan mengenai fungsi dan kegunaan angka-angka yang menunjukan halaman-halaman buku.
  •     Siswa diajak untuk memusatkan perhatian pada salah satu teks/bacaan yang terdapat pada halaman tertentu.
     Jika bacaan itu disertai gambar, sebaiknya terlebih dahulu guru bercerita tentang gambar dimaksud.
    Selanjutnya, barulah pembelajaran membaca dimulai. Guru dapat mengawali pembelajaran ini dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang mengawalinya dengan pemberian contoh (membaca pola kalimat yangtersedia dengan lafal dan intonasi yang baik dan benar), ada yang langsung meminta contoh dari salah seorang siswa yang dianggap sudah mampu membaca dengan baik atau cara lainnya.  
b.     Membaca buku atau majalah anak yang sudah terpilih
            pengenalan terhadap jenis bacaan lain selain buku ajar sangat membantu anak di dalam menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca sejak dini. Namun, tentu saj pemilihan buku dan majalah bebas itu perlu dilakukan guru dengan mempertimbangkan taraf kemampuan siswa, asas kebermaknaan dan kebermanfaatan, kemenarikan, kemudahan pemerolehannya, dan sebagainya.
c.      Membaca bacaan susunan bersama guru-siswa
            untuk menerapkan model ini, langkah-langkah yang ditempuh antara lain:
  •      Guru memperlihatkan beberapa gambar,anak diminta menyebutkan gambar-gambar tersebut.
  •      Disamping gambar, guru juga memperlihatkan beberapa kartu (bisa kartu huruf, kartu suku kata, atau kartu kata), anak diminta menempelkan kartu-kartu dimaksud dibawah gambar sehingga gambar-gambar dimaksud menjadi berjudul.
  •      Satu dua buah gambar dipilih anak untuk bahan diskusi dan sebagai stimulus untuk membuat bacaan bersama.
  •      Guru menyajikan gambar yang sudah dilengkapi dengan bacaan hasil susunan bersama antara guru dan siswa sebagai bahan ajar membaca permulaan.
d.     Membaca bacaan susunan siswa ( kelompok perseorangan)
kegiatan ini lebih banyak melibatkan kegiatan siswa. Guru keliling untuk mengontrol dan membimbing siswa atau kelompok siswa yang mengalami kesulitan. Tentu saja, pada kegiatan ini lebih banyak memerlukan alat bantu, baik gambar-gambar maupun kartu-kartu atau alat ajar lainnya.

2.5     Langkah-langkah kegiatan menulis permulaan terbagi ke dalam dua kelompok, yakni :
a.     Pengenalan huruf
Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran membaca permulaan. Penekanan pembelajaran diarahkan pada pengenalan bentuk tulisan serta  pelafalannya dengan benar. Fungsi pengenalan ini di maksudkan untuk melatih indera siswa dalam mengenal dan membedakan bentuk dan lambang-lambang tulisan.
b.     Latihan
Ada beberapa bentuk latihan menulis permulaan yang dapat kita lakukan seperti :
  •      latihan memegang pensil dan duduk dengan sikap dan posisi yang benar.Tangan kanan berfungsi untuk menulis,tangan kiri untuk menekan buku tulis agar tidak mudah bergeser.Pensil diletakan di antara ibu jari dan telunjuk.Ujung ibu jari,telunjuk dan jari tengah menekan pensil dengan luwes,tidk kaku.Posisi badan ketika duduk hendaknya tegak,dada tidak menempel pada meja,jarak mata antara mata dengan buku kira-kira 25-30 cm.
  •      latihan gerakan tangan: mula-mula melatih gerakan tangan di udara dengan telunjuk sendiri atau dengan bantuan alat seperti pensil,kemudian dilanjutkan dengan latihan dalam buku latihan.Agar kegiatn ini menarik,sebaiknya disrai dengan kegiatn bercerita.Misalnya untuk melatih membuat gari tegak lurus guru dapat becerita yang ada kaiannya dengan pagar,ulatan dengan telur,dan sebagainya.
  •      latihan mengeblat,yakni menirukan atau menebalkan suatu tulisan dengan menindas tulisan yang telah ada.
  •      Latihan menghubung-hubungkan tanda titik-titik yang membentuk tulisan.latihan dapat dilakukan pada buk-buku yang secara khuss menajikan latihan semacam ini.
  •      Laihan menatap bentu tulisan.latihan ini dimaksudka untuk melaih koordinasi antara mata,ingatan, dan jemari anak ketika menulis sehingga anak dapat mengingat bentu kata/huruf dlm benanya dan memindahkannya ke jari-jemari tangannya.
  •      Latihan menyalin,baik dari buku pelajaran maupun dari tulisan guru pad papn uis.latian ini hendaknya diberikan setelah dipastikn bahwa semua anak telah mengenal huruf dngan baik.
  •      Latiha menulishaus/indah.latihan ii dapat dilakukan dengan menggunakan buku bergaris untuk latihan menulis atau buku kotak.
  •      Latihan diktein /imla; latihan ini dimaksudkan untuk melatih siswa dalam mengkoordinasikan antara ucapan,pendengaran,ingatan,dan jari-jriny(ketika menulis),sehingga ucapan seseorang itu dapat didengar,diingat,dan dipindahkan ke dalam wujud tulisan dengan benar.
  •      Latihan meengkapi tulisan(melengkapi huruf,suku kata atau kata) yang secarasengaja dihilangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar